Rabu, 23 Maret 2011

Mode Metering Dalam Fotografi

Istilah metering dalam fotografi memegang peranan yang penting dalam menentukan eksposur, dalam hal ini adalah terang gelapnya foto yang dihasilkan. Metering pada prinsipnya adalah proses mengukur cahaya sebagai acuan kamera untuk menentukan komponen eksposur yang optimal (shutter speed, aperture dan ISO). Logika metering kamera akan berupaya menjaga eksposure yang pas dimana foto yang dihasilkan memiliki area gelap (shadow), area tengah/grey (midtone) dan area terang (highlight) yang berimbang. Tidak seperti mata manusia, sensor pada kamera digital punya rentang sensitivitas terhadap cahaya yang terbatas sehingga kamera sulit untuk mereproduksi kondisi terang gelap yang menyamai kondisi aslinya. Kinerja metering dari sebuah kamera akan sangat menentukan untuk menghindari dari hasil foto yang terlalu terang (over-exposure) atau terlalu gelap (under-exposure).
 
Pada kamera DSLR, terdapat sebuah modul light meter yang memiliki beberapa sensor (segmen/area) peka cahaya. Modul ini akan menerima cahaya yang masuk melalui lensa lalu bertugas mengirim informasi ke prosesor kamera DSLR untuk memberi gambaran kondisi cahaya yang terukur. Pada kamera digital lainnya, proses metering langsung dilakukan dengan menganalisa intensitas cahaya yang mengenai beberapa bagian pada sensor CCD/CMOS. Baik proses metering dengan kamera DSLR atau kamera digital biasa, kita bisa jumpai ada beberapa pilihan mode metering yang tersedia. Berbagai mode metering ini akan berfungsi saat kita memakai kamera digital dengan eksposur otomatis atau semi otomatis (Program/Aperture Priority/Shutter Priority).
 
 
Pilihan mode metering yang ada pada kamera digital diantaranya :
1. Multi segment/Evaluative/Matrix Metering
Mode metering pertama ini adalah mode yang umum digunakan dimana kamera akan menentukan eksposure berdasarkan perata-rataan pengukuran cahaya di seluruh bidang foto. Dengan kata lain kamera menganggap pengukuran cahaya pada semua bidang foto punya prioritas yang sama penting. Pada mode ini kamera mengacu pada informasi terang gelap yang diterima oleh semua segmen di light meter lalu menggabungkan hasilnya dan dirata-rata untuk menentukan eksposure yang sesuai. Tiap kamera memiliki jumlah segmen yang berbeda-beda dan juga teknik perata-rataan yang juga berbeda. Semakin banyak segmen yang digunakan untuk pengukuran ini maka akan semakin lengkap informasi yang diterima kamera sehingga semakin akurat hasilnya. 
Mode ini dianggap bisa diandalkan untuk kebanyakan situasi pemotretan (indoor dan outdoor) dan karena kamera memperhitungkan seluruh segmen dari bidang foto maka mode ini mampu menghindarkan dari hasil foto yang over-exposure. Namun ada situasi dimana mode ini memberi hasil yang tidak tepat seperti foto landscape yang memiliki elemen langit terang yang dominan dan berkontras tinggi.
 
2. Center-weighted Average Metering
 
Pada mode kedua, yaitu center-weight, kamera masih mengandalkan pengukuran dari banyak area sensor namun lebih memprioritaskan pengukuran pada bidang tengah foto (sekitar 75% dari bidang foto) dan tidak terlalu memperhitungkan pengukuran cahaya di luar area tengah itu.


Dengan memakai mode metering ini, area tengah yang umumnya jadi subjek foto, bisa mendapat eksposure yang lebih tepat. Mode ini cocok untuk potret wajah atau kebutuhan lain yang memang menitikberatkan eksposure yang tepat pada mayoritas bagian tengah foto, sedang area di luarnya boleh agak terlalu terang atau terlalu gelap.
 
3. Partial Metering
Mode metering ini sesuai namanya, hanya mengukur dari sebagian tengah area sensor (sekitar 15%) dan akan mengabaikan area diluar itu, sehingga cocok digunakan untuk mengatasi cahaya yang lebih terang dari arah belakang obyek foto (backlight).

Bila memakai mode Multi Segment atau Center-weight saat menghadapi backlight masih menghasilkan obyek yang siluet, mode Partial metering ini bisa digunakan. Namun karena banyak area di luar yang tidak ikut diperhitungkan dalam penentuan eksposur, area diluar obyek bisa sangat terang hingga mengalami highlight clipping atau blown. Mode ini cocok untuk potret wajah atau kebutuhan lain yang mengalami backlight.
 
4. Spot Metering
Di mode yang bernama spot metering ini kamera hanya mengukur cahaya pada sebidang titik kecil (sekitar 5% dari bidang foto) dan akan mengabaikan 95% area selain titik tadi. Titik kecil ini harus diarahkan tepat di obyek yang akan diukur, bila meleset sedikit saja maka hasilnya akan berbeda. Tidak semua kamera digital menyediakan mode ini. Mode ini berguna untuk memotret di tempat yang pencahayaannya amat kompleks dimana bila tidak memakai mode spot maka tidak akan didapat eksposure yang sesuai.


Biasanya kondisi yang memaksa kita untuk memakai spot meter adalah saat bidang foto memiliki kontras (perbedaan terang gelap) yang amat tinggi, seperti saat memotret bulan purnama. Namun bila kita salah dalam memakai mode ini, obyek yang hendak difoto bisa jadi terlalu terang atau gelap.
 
Perlu diingat bahwa nilai eksposure tidak ada standar pasti. Kita hanya mengandalkan mata untuk menilai apakah foto yang dihasilkan sudah memiliki eksposure yang tepat (kadang foto yang agak gelap atau agak terang tidak berarti foto itu gagal). Bila menurut kita ternyata eksposur foto yang dihasilkan oleh kamera belum sesuai dengan keinginan kita, bisa diatasi dengan kompensasi eksposur (Ev) ke arah negatif (lebih gelap) atau positif (lebih terang). Bisa juga memakai bantuan tombol kuncian eksposure (exposure lock/AE-L), atau kesulitan mendapat eksposur yang tepat ini bisa juga diatasi dengan bantuan reflektor atau bahkan lampu kilat.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Free Blogger Templates | Walgreens Printable Coupons